Sepotong Roti

11 tahun silam.
DI sebuah taman kanak-kanak pada jam istirahat.
Riuh.
Bak capung mereka berlari-lari.
Memenuhi semua permainan yang disediakan pihak sekolah.
Ada anak perempuan duduk manis di samping ibunya.
Mulutnya sibuk mengunyah roti isi mentega gula.
Tangan kanannya erat memegang kotak bekal warna biru bergambar Mickey Mouse.
Datang seorang anak perempuan lagi.
Matanya segaris.
Berdiri ia tepat di hadapan anak yang asyik makan roti.
Tanpa sungkan, ia berbicara pada ibu yang duduk di samping anak yang asyik makan roti.
“Mak, boleh minta rotinya ngga?”
Ibu tertegun. Diberinya sepotong roti padanya.
Anak itu kesenangan.
Ia berlari ke arah ayunan sambil memegang roti dengan gembira.

Beberapa bulan lalu.
Di sebuah kelas SMA Negeri ternama.
Pada jam istirahat.
Ada gadis asyik makan roti berselai cokelat.
Ibunya senang menyiapkannya bekal.
Ia pun senang karena bisa menghemat uang saku.
Lalu ada gadis lain berteriak kelaparan.
“Lapar! Lapar! Lapar!”
Gadis yang makan roti kikuk.
Ingin beri tapi malu.
Ia anak baru di sekolah ini.
Namun tanpa malu, gadis yang kelaparan tadi lewat di depannya.
Disempatkannya melirik isi kotak bekal gadis itu.
Lalu,
“Hai, mau?”
“Mau! Makasih ya! Aku lapaaaaarrrrrr!!!”
“Iya.”
Ada dua senyum tercipta di situ.
Senyum lega.
Senyum puas.

Dua anak perempuan sebelas tahun lalu dipertemukan lagi beberapa bulan lalu.
Lewat sepotong roti.

Tuhan dan semua rencana ajaibNya.

This is true story.
Aku anak perempuan yang sebelas tahun lalu membawa roti.
Pun aku gadis yang memberinya sepotong roti beberapa bulan lalu.

Masih mengutuk semua hal yang kamu rencanakan tapi tak terjadi sesuai maumu?
Bagaimana jika tentang sepotong roti saja sudah diatur olehNya?

Coba ingat-ingat lagi.
Apa yang kita rasa hari ini sudah tertulis jauh sebelum kita menyadari.

Coba ingat-ingat lagi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akan

Serah.